Rabu, 10 Juni 2015

Strategi Pembelajaran Ips

Strategi pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau strategi tersebut
Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran  dilihat  bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan  pendekatan induktif atau dedukt
Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
Taktik pembelajaran : taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Sebelum menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:
1.      Pemilihan materi pelajaran  (guru atau siswa)
2.      Penyaji materi pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
3.      Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal)
4.      Sasaran penerima materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau  homogen)
a.      Komponen Strategi Pembelajaran, dan Macam-Macam Model Pembelajaran
  • Komponen strategi pembelajaran

Ø    Siswa
Murid atau siswa di sini digunakan sebagai seseorang yang turut mengikuti program pendidikan, baik di sekolah maupun di lembaga pendidikan yang lain. Akan tetapi jangan selalu menganggap siswa tidak tahu mengenai apa-apa, karena mereka juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Adapun fungsi dari siswa adalah
1. Objek yang menerima pelajaran
2. Objek yang turut menentukan hasil pembelajaran
Ø    Metode
Maksud dari metode pembelajaran yaitu sebuah upaya yang bisa dilakukan dalam membantu proses belajar supaya bisa berjalan lebih baik. Untuk fungsinya sendiri adalah :
1. Untuk memperlancar dan memudahkan proses belajar
2. Membantu pengajar dalam menjelaskan materi kepada peserta didik
3. Membantu peserta didik untuk menjadi lebih berani, aktif dan juga mandiri
1.                  Materi
Materi memang haruslah didesain dengan baik agar bisa sesuai dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun fungsinya adalah :
1. Untuk memperluas dan menambah pengetahuan peserta didik
2. Sebagai dasar pengetahuan bagi siswa untuk pembelajaran
3. Menjadi bahan yang digunakan dalam pembelajaran
2.                  Media (alat pembelajaran)
Jadi media ini menjadi perantara antara si pengantar pesan dengan si pengirim pesan. Adapun bentuknya bisa berupa software ataupun hardware sebagai alat bantu belajar. Sementara itu fungsinya adalah :
1. Bisa memberi pengaruh baik dan memperlancar interaksi antara pengajar dan peserta didik
2. Bisa lebih efektif dalam hal tenaga dan juga waktu
3. Bisa menjalin hubungan antar pribadi anak dengan lebih baik
3.                  Evaluasi
Ini adalah tindakan untuk menentukan nilai atas suatu hal (dalam konteks hasil pendidikan). Untuk fungsinya sendiri adalah :
1. Memberikan laporan hasil belajar kepada orang tua siswa
2. Mengetahui keefektifan suatu metode belajar
3. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik
  •   Macam-macam model pembelajaran

1.      Pembelajaran mencari dan bermakna
2.      Pembelajaran terpadu
3.      Pembelajaran kooperatif
4.      Pembelajaran Picture and Picture
5.      Pembelajaran cooperative integrated Reading and composition (CIRC)
6.      Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
7.      Model Penemuan Terbimbing
8.      Model Pembelajaran Langsung
9.      Model Missouri Mathematics Project (MMP)
10.  Model Pmbelajarn Problem solving
11.  Model Pmbelajarn Problem posing
12. Pembelajaran kontekstual.
  •         Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering juga digunakan istilah “chalk and talk ”).  Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
Langkah-langkahnya
Ø   Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
Ø   Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Ø   Membimbing pelatihan.
Ø   Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik).
Ø   Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

·          Active learning
Model pembelajaran aktif(active learning) adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau anak didik.
langkah-langkah model pembelajaran aktif (Active Learning) :
1.            Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Dalam fase ini  guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa. Tujuan belajar yang disampaikan adalah untuk memahami sel darah pada sistem peredaran darah.
2.      Fase 2: Menyajikan informasi
Dalam fase ini guru menyampaikan penjelasan umum   tentang peredaran darah kepada siswa.
3.         Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Dalam fase ini guru membagikan kartu berisi informasi tentang sel darah sebagai penentuan kelompok siswa.
4.            Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Dalam fase ini guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5.            Fase 5: Evaluasi
Dalam fase ini guru meminta siswa  mempresentasikan hasil diskusi,  guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan memberikan soal dan penjelasan.
6.            Fase 6: Memberikan penghargaan
Dalam fase ini guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai dengan kriteria guru.

·         Strategi Pembelajaran Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi akademik yang spesifik sampai tuntas.
Melalui Cooperative Learning   siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian akhir ditentukan oleh keberhasilan  kelompok. Kegagalan individu adalah kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelompoknya. Langkah-langkahnya:
Ø  Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Ø  Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Ø  Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Ø  Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Ø  Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Ø  Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu kelompok.
·         Pembelajaran Penemuan Terbimbing
Langkah yang ditempuh  oleh guru dalam pembelajaran    adalah sebagai berikut :
1.      Merumuskan masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan  harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
2.      Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work sheet).
3.      Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
4.      Konjektur yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.
5.      Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada siswa untuk menyusunnya.
6.      Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan
3.      perbedaan Strategi Deduktif, induktif, ekspositori, dan heuristic! Serta Taraf Kematangan Dan Perkembangan Siswa?

1.      Strategi Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
·         Mula-mula guru menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis.
·         Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa ditulis di papan tulis.
·         Siswa diminta menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. guru melengkapi atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika digunakan alat peraga.
·         Siswa diminta mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
2.      Strategi Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
·         Siswa diminta mengidentifikasi atribut-atribut konsep yang diajarkan (contoh: memerlukan makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas). Bila siswa salah atau pendapatnya belum lengkap, guru menjelaskan dan melengkapinya.
·         Siswa diminta menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atribut-atribut yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Guru dapat menjelaskan lebih jauh dengan menggunakan alat peraga.
·         Siswa diminta merumuskan konsep tersebut secara tertulis. Salah seorang atau wakil kelompok siswa menuliskan rumusan tersebut di papan tulis. Guru membetulkan bila ternyata masih ada yang salah. Bila waktu mencukupi, dibetulkan dulu atau dikomentari dulu oleh siswa lain, sebelum guru membetulkannya.
·         Siswa diminta menyebutkan atau menuliskan jenis-jenis makhluk hidup.
3.      Strategi Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru. Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran. yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatmya pemecahan masalah.
Contoh Proses Pembelajaran:
·         Sebelum pelajaran tersebut diajarkan, guru telah mempelajarinya dari sumber-sumber yang ada, kemudian membuat rangkumannya.
·         Di depan siswa, guru menjelaskan. Pada saat menjelaskan sebaiknya sambil menggunakan alat peraga. Setelah selesai menjelaskan sebaiknya diikuti dengan tanya jawab.
·         Siswa di bawah bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
·         Siswa diminta mencatatnya atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
4.      Strategi Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan. Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Hueristik diharapakan siswa bukan hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi Heuristik terbagi atas Diskoperi (terpaku pada guru) dan Inkuiri (dilepas oleh guru).
Contoh Proses Pembelajaran:
·         Seorang atau dua orang siswa disuruh mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuta dari bamboo, yang telah disiapkan guru, disaksikan oleh teman-temannya.
·         Siswa tersebut diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm). Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain (untuk lebih menyakinkan hasilnya).
·         Siswa atau kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 49 cm). Kegiatan ini pun bila diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
·         Semua siswa diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49.
·         Siswa diberi tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya (umpamanya 14 cm).
Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran, Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran IPS
1.                  Jenis-jenis perencanaan pembelajaran
Menurut besaran atau magnitude
a.      Perencanaan makro
Yaitu perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam mencapai tujuan tersebut.
b.     Perencanaan meso
Yaitu kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam program-program yang lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai keadaan daerah, departemen dan unit lainnya.
c.      Perencanaan mikro
Yaitu perencanaan yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan karakteristik lembaga pendidikan.
2.                 Menurut telaahnya
a.       Perencanaan strategi
Yaitu berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
b.      Perencanaan manajerial
Yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan  agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien.
c.        Perencanaan operasional
Yaitu memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari rencana menejerial.
3.                 Menurut jangka waktunya
a. Perencanaan jangka panjang       : 10 - 25 tahun.
b. Perencanaan jangka menengah   : 4 - 10 tahun.
c. Perencanaan jangka pendek       : 1 - 3 tahun

Dimensi-dimensi perencanaan pengajaran IPS
Merupakan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Dimensi perencanaan pengajaran meliputi :
a.       Signifikansi
Merupakan tingkat kekuatan atau pengaruh serta ketergantungan antara tujuan pendidikan yang diajukan dengan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
b.      Feasibilitas
Bahwa dalam perencanaan pengajaran harus disusun dengan pertimbangan realitas dengan sumber-sumber pembiayaan serta pertimbangan-pertimbangan lainnya yang bersifat realisitik untuk dicapai.
c.       Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian masalah-masalah secara lebih spesifik dan mendetail serta tercapai tujuan spesifik secara optimal sesuai waktu yang telah ditetapkan.
d.      Kepastian
Konsep kepastian mengarahkan agar dalam perencanaan pengajaran perlu mempertimbangkan serta memilih hal-hal yang sifatnya pasti dan dapat dilaksanakan.
e.       Ketelitian
Yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam bentuk yang sederhana dengan mempertimbangkan pengambilan keputusan dari alternatif yang terbaik dan efektif serta efisien untuk dilaksanakan.
f.       Adaptabilitas    
Karena dunia pendidikan dan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari informasi yang terbaru sebagai umpan balik
g.      Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu harus diperhatikan, baik untuk prediksi jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
h.      Monitoring  
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen perencanaan pengajaran berjalan dan dikembangkan secara efektif dengan berbagai variasi.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar