Strategi
pembelajaran adalah separangkat kebijaksanaan
yang terpilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menetukan warna atau
strategi tersebut
Pendekatan Pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh
oleh guru atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat
bagaimana materi itu disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip
dengan pendekatan induktif atau dedukt
Metode Pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang
dapat diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah,
ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu
metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru,
ketersediaan media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik
mengajarkan perkalian dengan penjumlahan berulang.
Taktik pembelajaran : taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Model Pembelajaran adalah sebagai suatu disain yang menggambakan
proses rincian dan penciptaan situasi
lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005)
Sebelum
menentukan strategi pembelajaran yang dapat digunakan, ada beberapa
pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:
1.
Pemilihan materi
pelajaran (guru atau siswa)
2.
Penyaji materi
pelajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar mandiri)
3.
Cara menyajikan
materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau
non formal)
4.
Sasaran penerima
materi pelajaran ( kelompok, perorangan, heterogen, atau homogen)
a. Komponen Strategi Pembelajaran, dan Macam-Macam Model Pembelajaran
- Komponen strategi pembelajaran
Ø Siswa
Murid atau siswa di sini digunakan sebagai seseorang yang
turut mengikuti program pendidikan, baik di sekolah maupun di lembaga
pendidikan yang lain. Akan tetapi jangan selalu menganggap siswa tidak tahu
mengenai apa-apa, karena mereka juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda.
Adapun fungsi dari siswa adalah
1. Objek yang menerima pelajaran
2. Objek yang turut menentukan hasil pembelajaran
Ø
Metode
Maksud dari metode pembelajaran yaitu sebuah upaya yang
bisa dilakukan dalam membantu proses belajar supaya bisa berjalan lebih baik.
Untuk fungsinya sendiri adalah :
1. Untuk memperlancar dan memudahkan proses belajar
2. Membantu pengajar dalam menjelaskan materi kepada
peserta didik
3. Membantu peserta didik untuk menjadi lebih berani,
aktif dan juga mandiri
1.
Materi
Materi memang haruslah didesain dengan baik agar bisa
sesuai dalam mencapai tujuan pendidikan. Adapun fungsinya adalah :
1. Untuk memperluas dan menambah pengetahuan peserta
didik
2. Sebagai dasar pengetahuan bagi siswa untuk
pembelajaran
3. Menjadi bahan yang digunakan dalam pembelajaran
2.
Media (alat pembelajaran)
Jadi media ini menjadi perantara antara si pengantar
pesan dengan si pengirim pesan. Adapun bentuknya bisa berupa software ataupun
hardware sebagai alat bantu belajar. Sementara itu fungsinya adalah :
1. Bisa memberi pengaruh baik dan memperlancar interaksi
antara pengajar dan peserta didik
2. Bisa lebih efektif dalam hal tenaga dan juga waktu
3. Bisa menjalin hubungan antar pribadi anak dengan lebih
baik
3.
Evaluasi
Ini adalah tindakan untuk menentukan nilai atas suatu hal
(dalam konteks hasil pendidikan). Untuk fungsinya sendiri adalah :
1. Memberikan laporan hasil belajar kepada orang tua
siswa
2. Mengetahui keefektifan suatu metode belajar
3. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik
- Macam-macam model pembelajaran
1.
Pembelajaran mencari
dan bermakna
2.
Pembelajaran
terpadu
3.
Pembelajaran
kooperatif
4.
Pembelajaran
Picture and Picture
5.
Pembelajaran
cooperative integrated Reading and composition (CIRC)
6.
Model
Pembelajaran Berdasarkan Masalah
7.
Model Penemuan
Terbimbing
8.
Model
Pembelajaran Langsung
9.
Model Missouri
Mathematics Project (MMP)
10. Model
Pmbelajarn Problem solving
11. Model
Pmbelajarn Problem posing
12.
Pembelajaran kontekstual.
- Strategi Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Pembelajaran
langsung adalah istilah yang sering digunakan untuk teknik
pembelajaran Ekspositoris , atau teknik penyampaian semacam kuliah (sering
juga digunakan istilah “chalk and talk
”). Strategi pembelajaran langsung merupakan bentuk dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher
centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam staretgi ini guru
memegang peran yang sangat dominan. Melalui strategi ini guru menyampaikan
materi pembelajaran secara terstruktur. Diharapkan apa yang disampaikan itu
dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan
akademik (academic achievement)
siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah dan demonstrasi merupakan
bentuk-bentuk strategi pembelajaran langsung.
Langkah-langkahnya
Ø
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa.
Ø
Mendemostrasikan pengetahuan atau keterampilan.
Ø
Membimbing pelatihan.
Ø
Mencek pemahaman dan memberikan balikan (umpan balik).
Ø
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
· Active learning
Model
pembelajaran aktif(active
learning) adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembelajaran
melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri. Kemampuan belajar
mandiri merupakan tujuan akhir dari belajar aktif (active learning). Untuk
dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa
agar bermakna bagi siswa atau anak didik.
langkah-langkah model
pembelajaran aktif (Active Learning) :
1.
Fase 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Dalam fase ini guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
dan memotivasi siswa. Tujuan belajar yang disampaikan adalah untuk memahami sel
darah pada sistem peredaran darah.
2. Fase 2: Menyajikan informasi
Dalam fase ini guru menyampaikan
penjelasan umum tentang peredaran darah kepada siswa.
3.
Fase 3: Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok
Dalam fase
ini guru membagikan kartu berisi informasi tentang sel darah sebagai penentuan
kelompok siswa.
4.
Fase 4: Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Dalam fase ini guru membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
5.
Fase 5: Evaluasi
Dalam fase ini guru meminta
siswa mempresentasikan hasil diskusi, guru mengevaluasi
hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari dengan memberikan soal dan
penjelasan.
6.
Fase 6: Memberikan penghargaan
Dalam fase ini guru memberikan
penghargaan bagi kelompok yang terbaik sesuai dengan kriteria guru.
·
Strategi Pembelajaran
Cooperative Learning
Cooperative Learning adalah strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu kelompok yang
biasa terdiri atas 3 sampai 5 orang siswa untuk mempelajari suatu materi
akademik yang spesifik sampai tuntas.
Melalui
Cooperative Learning
siswa didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan
keadaan kelompoknya. Kerja sama di sini dimaksudkan setiap anggota kelompok
harus saling bantu. Yang cepat harus membantu yang lambat karena penilaian
akhir ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Kegagalan individu adalah
kegagalan kelompok, dan sebaliknya keberhasilan individu adalah keberhasilan
kelompok. Oleh karena itu, setiap anggota harus memiliki tanggung jawab penuh
terhadap kelompoknya. Langkah-langkahnya:
Ø Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.
Ø Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Ø Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien.
Ø Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Ø Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Ø Guru mencari cara-cara untuk
menghargai upaya atau hasil belajar individu kelompok.
·
Pembelajaran
Penemuan Terbimbing
Langkah yang ditempuh oleh guru dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. Merumuskan
masalah yang diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusan harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang di tempuh siswa tidak salah.
2. Dari
data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan
menganalisis data tersebut. Bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang di
perlukan. Bimbingan sebaiknya mengarah siswa untuk melangkah ke arah yang
hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau lembar kerja siswa (work
sheet).
3. Siswa
menyusun konjektur (prakiraan) dari hasi analisis yang dilakukan
4. Konjektur
yang telah dibuat siswa, diperiksa oleh guru. Hal ini digunakan untuk
meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak
dicapai.
5.
Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran
konjektur teresbut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan kepada
siswa untuk menyusunnya.
6.
Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan
3. perbedaan Strategi Deduktif, induktif, ekspositori,
dan heuristic! Serta Taraf Kematangan Dan Perkembangan Siswa?
1.
Strategi
Deduktif. Dengan Strategi Deduktif materi atau bahan
pelajaran diolah dari mulai yang umum, generalisasi atau rumusan, ke yang
bersifat khusus atau bagian-bagian. Bagian itu dapat berupa sifat, atribut atau
ciri-ciri. Strategi Deduktif dapat digunakan dalam mengajarkan konsep, baik
konsep konkret maupun konsep terdefinisi.
Contoh
Proses Pembelajaran:
·
Mula-mula guru
menuliskan rumusan konsep tersebut pada papan tulis.
·
Siswa diminta
mengidentifikasi atribut-atributnya, yaitu: memerlukan makanan, bergerak,
tumbuh, berkembang biak, dan bernafas. Setiap atribut yang dikemukakan siswa
ditulis di papan tulis.
·
Siswa diminta
menjelaskan tiap atribut dengan menggunakan berbagai contoh. guru melengkapi
atau menjelaskan lebih jauh pendapat siswa. Dalam hal ini akan lebih baik jika
digunakan alat peraga.
·
Siswa diminta
mengidentifikasi jenis-jenis makhluk hidup dan atribut-atributnya.
2.
Strategi
Induktif. Dengan Strategi Induktif materi atau bahan
pelajaran diolah mulai dari yang khusus (sifat, ciri atau atribut) ke yang
umum, generalisasi atau rumusan. Strategi Induktif dapat digunakan dalam
mengajarkan konsep, baik konsep konkret maupun terdefinisi.
Contoh Proses Pembelajaran:
·
Siswa diminta
mengidentifikasi atribut-atribut konsep yang diajarkan (contoh: memerlukan
makanan, bergerak, tumbuh, berkembang biak, dan bernafas). Bila siswa salah
atau pendapatnya belum lengkap, guru menjelaskan dan melengkapinya.
·
Siswa diminta
menjelaskan dengan menggunakan contoh-contoh atribut-atribut yang telah
diidentifikasi pada langkah pertama. Guru dapat menjelaskan lebih jauh dengan
menggunakan alat peraga.
·
Siswa diminta
merumuskan konsep tersebut secara tertulis. Salah seorang atau wakil kelompok
siswa menuliskan rumusan tersebut di papan tulis. Guru membetulkan bila
ternyata masih ada yang salah. Bila waktu mencukupi, dibetulkan dulu atau
dikomentari dulu oleh siswa lain, sebelum guru membetulkannya.
·
Siswa diminta
menyebutkan atau menuliskan jenis-jenis makhluk hidup.
3.
Strategi
Ekspositorik. Dengan Strategi Ekspositorik bahan
atau materi pelajaran diolah oleh guru. Siswa tinggal “terima jadi” dari guru.
Dengan Strategi Ekspositorik guru yang mencari dan mengolah bahan pelajaran.
yang kemudian menyampaikannya kepada siswa. Strategi Ekspositorik dapat
digunakan di dalam mengajarkan berbagai materi pelajaran, kecuali yang sifatmya
pemecahan masalah.
Contoh Proses Pembelajaran:
·
Sebelum
pelajaran tersebut diajarkan, guru telah mempelajarinya dari sumber-sumber yang
ada, kemudian membuat rangkumannya.
·
Di depan siswa,
guru menjelaskan. Pada saat menjelaskan sebaiknya sambil menggunakan alat
peraga. Setelah selesai menjelaskan sebaiknya diikuti dengan tanya jawab.
·
Siswa di bawah
bimbingan guru menyimpulkan materi pelajaran tersebut.
·
Siswa diminta
mencatatnya atau mempelajarinya kembali di rumah masing-masing.
4.
Strategi
Heuristik. Dengan Strategi Heuristik bahan atau materi
pelajaran diolah oleh siswa. Siswa yang aktif mencari dan mengolah bahan
pelajaran. Guru sebagai fasilitator memberikan dorongan, arahan, dan bimbingan.
Strategi Heuristik dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai materi pelajaran
termasuk pemecahan masalah. Dengan Strategi Hueristik diharapakan siswa bukan
hanya paham dan mampu melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan, akan tetapi juga akan terbentuk sikap-sikap
positif, seperti: kritis, kreatif, inovatif, mandiri, terbuka. Strategi
Heuristik terbagi atas Diskoperi (terpaku pada guru) dan Inkuiri (dilepas oleh
guru).
Contoh Proses Pembelajaran:
·
Seorang atau dua
orang siswa disuruh mengukur keliling sebuah lingkaran yang terbuta dari bamboo,
yang telah disiapkan guru, disaksikan oleh teman-temannya.
·
Siswa tersebut
diminta menuliskan hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 154 cm).
Kegiatan seperti ini, jika diperlukan, dapat dilakukan kembali oleh siswa atau
kelompok siswa lain (untuk lebih menyakinkan hasilnya).
·
Siswa atau
kelompok siswa lain diminta mengukur garis tengah lingkaran tadi dan menuliskan
hasil pengukurannya pada papan tulis (umpamanya 49 cm). Kegiatan ini pun bila
diperlukan dapat dilakukan kembali oleh siswa atau kelompok siswa lain.
·
Semua siswa
diminta membagi bilangan 154 dengan bilangan 49.
·
Siswa diberi
tugas menentukan keliling sebuah lingkaran yang telah diketahui garis tengahnya
(umpamanya 14 cm).
Jenis-jenis
Perencanaan Pembelajaran, Dimensi-dimensi Perencanaan Pembelajaran IPS
1.
Jenis-jenis perencanaan pembelajaran
Menurut besaran atau magnitude
a.
Perencanaan makro
Yaitu
perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam
mencapai tujuan tersebut.
b.
Perencanaan meso
Yaitu
kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam
program-program yang lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai
keadaan daerah, departemen dan unit lainnya.
c.
Perencanaan mikro
Yaitu
perencanaan yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan
karakteristik lembaga pendidikan.
2.
Menurut telaahnya
a. Perencanaan strategi
Yaitu
berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai
tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
b. Perencanaan manajerial
Yaitu
perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan
efesien.
c. Perencanaan operasional
Yaitu
memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan
dilapangan dari rencana menejerial.
3.
Menurut jangka waktunya
a. Perencanaan jangka
panjang : 10 - 25 tahun.
b. Perencanaan jangka
menengah : 4 - 10 tahun.
c. Perencanaan jangka
pendek : 1 - 3 tahun
Dimensi-dimensi perencanaan pengajaran IPS
Merupakan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa
karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Dimensi perencanaan
pengajaran meliputi :
a.
Signifikansi
Merupakan tingkat kekuatan atau pengaruh serta ketergantungan antara tujuan
pendidikan yang diajukan dengan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses
perencanaan.
b.
Feasibilitas
Bahwa dalam perencanaan pengajaran harus disusun dengan pertimbangan
realitas dengan sumber-sumber pembiayaan serta pertimbangan-pertimbangan
lainnya yang bersifat realisitik untuk dicapai.
c.
Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran
memungkinkan penyelesaian masalah-masalah secara lebih spesifik dan mendetail
serta tercapai tujuan spesifik secara optimal sesuai waktu yang telah
ditetapkan.
d.
Kepastian
Konsep kepastian mengarahkan agar dalam perencanaan pengajaran perlu
mempertimbangkan serta memilih hal-hal yang sifatnya pasti dan dapat
dilaksanakan.
e.
Ketelitian
Yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhana dengan mempertimbangkan pengambilan keputusan dari
alternatif yang terbaik dan efektif serta efisien untuk dilaksanakan.
f.
Adaptabilitas
Karena dunia pendidikan dan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu
senantiasa mencari informasi yang terbaru sebagai umpan balik
g.
Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu harus diperhatikan, baik untuk prediksi
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
h.
Monitoring
Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa
berbagai komponen perencanaan pengajaran berjalan dan dikembangkan secara
efektif dengan berbagai variasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar